Entri Populer

Minggu, 27 Februari 2011

PSCS IBARAT BAYI BARU LAHIR.

IBARAT BAYI BARU LAHIR


Perjalanannya memang cukup panjang. Bahkan bisa dibilang prestasi yang diperoleh PSCS ini memang telat, jika dibandingkan dengan tim-tim Jawa Tengah lainnya yang lebih dulu menorehkan prestasi di lapangan tingkat nasional. Bayangkan saja, lebih dari 30 tahun sejak PSCS terbentuk sekitar tahun 70-an silam, baru pada Agustus 2008 lalu, PSCS berjaya. Tak bisa dipungkiri, inilah prestasi paling gemilang dalam sejarah perjalanan tim kebanggaan Cilacap tersebut.

Dan sejak Divisi III itulah, perjalanannya cukup mulus nyaris tanpa henti dan terus melenggang masuk promosi hingga ke Divisi Utama. ”Memang banyak yang bilang, PSCS ibarat bayi ajaib yang baru lahir. Dan semua itu berkat kerja keras tim, dari pemain, pelatih, pengurus dan dukungan dari masyarakat” tandas Rosikin S.sos MM yang pada musim Divisi Utama ini mendapat kepercayaan sebagai Manajer PSCS menggantikan Farid Ma’ruf yang bergeser sebagai ketua harian.

Jalan mulus di level nasional ini, adalah tantangan terbesar dalam sejarah sepakbola wilayah terluas di Jateng ini. ”Berdasarkan rapat manajemen, target kita sangat jelas, minimal bertahan di Divisi Utama atau mentok-mentoknya ke Super Leuge.
Dan sangat disayangkan, kalau sampai degradasi ke Divisi I, karena sudah disengkuyung barengbareng,’’ tutur Rosikin dí sela-sela menyaksikan latihan timnya di Stadion Wijayakusuma Cilacap. Perjuangan timnya memang makin keras, bukan saja karena ketatnya kompetisi, namun faktor besarnya biaya juga menjadi salah satu persoalan.

Idealnya untuk satu musim Divisi Utama, sebuah tim menganggarkan dana hingga Rp 10 miliar. Tapi untuk PSCS hanya dalam kisaran Rp 7 miliar saja. Sempat dikhawatirkan, lantaran dukungan dana tersebut hingga kini masih harus menunggu turunnya alokasi anggaran dari APBD Perubahan 2010.

Sumber APBD
 
Ketua harian PSCS Cilacap, Drs Farid Ma’ruf MM menyampaikan, dari kebutuhan dana tersebut, sekarang ini baru tersedia sekitar Rp 2 miliar saja yang bersumber APBD. Dana yang ada termasuk dialokasikan untuk membenahi kandang PSCS yakni Stadion Wijayakusuma sebagai arena main kandang. Belum lagi kebutuhan belanja pemain yang cukup besar. ’’Dari anggaran sekitar Rp 7 miliar itu, kurang lebih Rp 1 miliar di antaranya kita gunakan untuk divisi antar klub bagi junior.
Termasuk untuk membangun mess pemain dan stadion. Sekarang ini baru ada sekitar Rp 2 miliar” tegas sosok yang cukup berjasa dalam prestasi PSCS ini. Sisa kebutuhan yang cukup banyak, diusulkan pada APBD Perubahan 2010. Diharapkan, bisa terealisasi untuk mendukung prestasi tim kebanggaan Cilacap tersebut.
Upaya lain akan dilakukan dengan rencana meminta dukungan dari sejumlah perusahaan besar di Cilacap. Kebutuhan biaya tersebut didalamnya termasuk untuk merekrut pemain asing. Setidaknya, pada Divisi Utama ini, PSCS akan merekrut tiga pemain asing. 

Dengan biaya kontrak yang cukup besar, praktis, akan membuat dana semakin menipis, belum lagi untuk belanja operasional. Sedangkan untuk skuad PSCS sendiri akan diperkuat dengan 24 pemain termasuk adalah tiga pemain asing.
Kembali menurut Rosikin, skuad yang sudah ada yakni 13 pemain lokal Cilacap, tujuh pemain asal daerah lain yang sudah berlaga di kompetisi sebelumnya dan tiga pemain asing. ”Yang asing dua di antaranya sudah kita pastkan dari Korea Selatan dan yang satu kemung kinan dari Kamerun,” lanjut dia.

Mengapa harus pemain asing? Rosikin menegaskan, secara skill pemain asing di atas rata-rata pemain lokal, begitu pula secara fisik yang cocok untuk mengantisipasi bola-bola tinggi. Bahkan katanya ada kecenderungan, tim yang tanpa pemain asing akan terdegradasi. PSCS sendiri masih ditangani Agus Riyanto. Pelatih asal Semarang ini sudah empat musim bersama PSCS, sejak tim tersebut masih bercokol di Divisi I.
Mampukah Agus membawa PSCS berkibar? ”Awal musim Divisi Utama pada September, sedangkan jadwa tanding pertama untuk PSCS pada 7 Oktober. Selang waktu yang ada memang sangat mepet” tutur Agus berdiplomasi.
Belum lagi, sisa waktu yang ada terpotong dengan datangnya bulan suci Ramadan, serta libur lebaran. ”Jadi memang sangat berpengaruh sekali dengan jadwal latihan. Kita nggak bisa memaksakan karena memang kondisinya demikian,” ujar mantan punggawa PSIS ini seraya menambahkan, dalam upaya mengejar waktu libur tersebut, ia terus berupaya memaksimalkan latihan, meski hanya terbatas pada sore mulai sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam hari.

Namun demikian, secara keseluruhan tim besutannya diakui sudah sangat siap untuk berlaga di Divisi Utama, sekalipun masih dibutakan dengan kemampuan dari tim-tim lain yang akan menjadi lawan PSCS. ”Kita terus fokus latihan. Sejauh ini memang kita belum membaca sejauh mana kekuatan para lawan. Yang jelas, semua punya kualitas yang harus diwaspadai” tutur dia. Ady Purwadi-de

Tidak ada komentar: